Posted: 16 Sep 2010 05:17 PM PDT
Cinta yang  sebenarnya selalu  menunjukkan jalan atau arah menuju kebahagiaan bagi  orang-orang yang  menjalaninya. Seorang pecinta yang sudah menemukan dan  memahami makna  cinta sejati dalam dirinya akan berada pada kondisi yang  membahagiakan.  Sebaliknya, orang-orang yang terkecoh dengan nafsu dan  menganggap nafsu adalah cinta akan berada dalam kondisi   yang membahayakan. Kita tidak  bisa memungkiri, di mana ada  kebaikan, di situlah setan menggoda manusia  agar terjerumus ke dalam  keburukan.
Cinta dan nafsu seperti dua sisi   dari mata uang yang sama. Cinta adalah sisi positif, nafsu adalah sisi   negatif dan uang itu adalah hubungan. Seseorang yang mencintai   pasangannya dengan sebenar-benarnya cinta akan mengarahkan hubungannya   menuju kebahagiaan sejati dengan cara  menjaga dan  menyayangi pasangannya. Tanpa bermaksud untuk merusak dan  menyakiti. Lain halnya dengan  orang-orang yang menjalin hubungan dengan  landasan nafsu, mereka akan  membawa hubungannya kearah kebahagiaan  yang semu dan hanya berorientasi  pada fisik, dalam hal ini sex. Yang  justru akan menjerumuskan mereka ke  dalam situasi yang membahayakan.
2. Cinta bikin kita ketawa,   Nafsu bikin kita kecewa
Kalau diibaratkan hubungan seperti sawah,   maka cinta adalah padi dan nafsu adalah rumput liar. Nah, ketika ketika   seseorang menanam padi (cinta) di sawah (hubungan) maka secara  otomatis  akan tumbuh juga rumput liiar (nafsu). Kalau orang itu sudah  mengetahui  dan memahami apa itu padi (apa itu cinta), maka dia akan  segera  memangkas rumput liar itu (nafsu) yang tumbuh di sawahnya  (hubungan).  Ketika tiba masa panen, orang ini akan menuai hasil  sawahnya (hubungan)  yang ditanami padi (cinta) itu tadi berupa buah  padi (kebahagiaan). Lain  dengan orang-orang yang terkecoh yang  menyangka rumput liar (nafsu)  sebagai padi (cinta). Mereka akan  memelihara rumput liar (nafsu) dan  tanaman padinya (cinta) akan mati.  Pada saat panen, tentu yang mereka  dapat hanyalah sekarung rumput liar  (nafsu) yang tidak enak dimakan  (kekecewaan).
3. Cinta selalu ingin   memberi, Nafsu hanya ingin diberi
Saya rasa maksud dari   poin ketiga ini sudah jelas. Cinta adalah memberi. Ketika seseorang   menjalin hubungan atas dasar cinta maka hal pertama yang dilakukannya   adalah memberikan yang terbaik kepada pasangannya, bukan ingin diberi.   Logikanya, kalau kita dan pasangan sama-sama ingin memberi (kita ingin   memberi kepada pasangan dan pasangan ingin memberi kepada kita) secara   otomatis keduanya akan menerima. Tapi kalau kita dan pasangannya   inginnya diberi (pasangan ingin diberi dan kita juga ingin diberi) lalu   siapa yang akan memberi..? Pada akhirnya yang terjadi justru tidak ada   yang akan diberi karena tidak ada yang ingin memberi.
4. Cinta ingin menyayangi,   Nafsu ingin menggerayangi
Bagaimana cara kamu memperlakukan   pasanganmu?
Dan bagaimana cara   pasanganmu memperlakukan kamu?
Ini   adalah cara termudah untuk membedakan mana cinta, mana nafsu..?
Landasan   seseorang dalam menjalin hubungan akan sangat menentukan pada  bagaimana  cara orang tersebut memperlakukan pasangannya. Orang yang  menjalin  hubungan dengan landasan cinta akan senantiasa memperlakukan  pasangannya  dengan cara-cara yang baik. Menjaga, menyayangi,  memperhatikan dan  selalu memberikan yang terbaik. Sebaliknya orang  orang yang  menjalin  hubungan karena nafsu cenderung memperlakukan  pasangan ke arah  fisik.  Setiap kali bertemu, inginnya menciumi dan  diciumi, setiap kali  berdua  inginnya dipeluk dan memeluk, digerayangi  dan menggerayangi, dan yang  lebih parah lagi kalau sampai kearah  hubungan sex.
5. Cinta yang terbaik, Nafsu   yang terbalik
Cinta selalu berusaha untuk menjadi yang   terbaik, berusaha memberikan yang terbaik untuk pasangan dan selalu   memperlakukan pasangan dengan cara-cara yang baik. Bagaimana dengan   nafsu..? Sebaliknya, nafsu selalu ingin diberi dan cenderung   memperlakukan pasangan ke arah yang menyesatkan.
 

 
